Anjuanda Mantan Tukang Semir Kini Jabat Danyonif 125/ Si'mbisa - Metroxpose News and Campaign

Headline

WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign

Thursday, March 11, 2021

Anjuanda Mantan Tukang Semir Kini Jabat Danyonif 125/ Si'mbisa


Anjuanda Mantan Tukang Semir Kini Jabat Danyonif 125/ Si'mbisa

MetroXpose.com KARO - Letnan Kolonel Infantri Anjuanda Pardosi, SE, MSi Komandan Yonif 125/Si'mbisa anak ke 7 ( Tujuh ) dari 7 Bersaudara yang di kandung oleh Yohana br Pasaribu ( Ibu ) dan Amintas Pardosi ( Ayah ) berprofesi sebagai petani. Anjuanda Pardosi lahir di Desa Parsoburan Kabupaten Tobasa, pada ( 21/12/1977.

Baca Juga | Aprilia Manganang Pevoli Putri Indonesia Berubah Status Jadi Pria, Ini kelainannya

Usai penugasan Pamtas RI - PNG Yonif 125/Si'mbisa sebagai Dansatgas. Ajunda menceritakan bahwa ia tidak pernah membayangkan jika dirinya bisa menjadi seperti sekarang ini. Hal tersebut dikatakannya karena melihat latar belakang keluarga yang dulunya hanya hidup pas - pasan.

Baca Juga | Penyambutan Kapoldasu dan Penyerahan Naskah Memori Sertijab di Polda Sumut

Suami dari Astianda ( Istri Danyon ) ini saat ini sudah di karuniai dua orang Anak yakni Abigail Aminter Pardosi ( Putera ) dan Clarayuke Amelia Pardosi ( Puteri ).

Baca Juga | Wakil Bupati Resmi BBUka Pra Musrembang RKPD Kabupaten Karo

Pekerjaan orang tua saya hanya petani biasa, saya lahir di Kabupaten Tobasa. Selepas menamatkan Sekolah Dasar di Santo Pius Parsoruan Tobasa, keluarga kami pindah ke Kabupaten Karo,"ucapnya

Baca Juga | Penting, Media Online Corong Promosi Bisnis Anda, Ini Buktinya

Di Kabupaten Karo saya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di Xaverius Jalan Katepul Kabanjahe. Awalnya saya tinggal bersama saudara di lingkungan Batalyon Infanteri 125/Si'mbisa Kabanjahe sampai menyelesaikan kelas 1 ( Satu ). Di kelas 2 ( dua ) SMP, saya memilih tinggal di rumah kost bersama dua orang teman.

Menyadari ekonomi keluarga yang pas Pasan, usai pulang sekolah saya cari profesi sampingan sebagai tukang semir sepatu, saya masih ingat waktu itu saya menjadi tukang semir sepatu pada tahun 1991.

Baca Juga | BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrim Masa Pancaroba Iklim

Dengan sadar saya melakukan pekerjaan itu untuk bisa membiayai sekolah sendiri dan pendidikan yang saya cita-citakan. Kesadaran ini bertumbuh karena pesan ayah yang selalu mengajarkan tentang kunci kehidupan agar tetap tekun, sabar, tidak sombong serta suka menolong.

Sambungnya lagi, "Menjadi tukang semir sepatu sekitar satu tahun, demi melanjutkan mimpi saya". Setelah berhasil menamatkan SMP. Saya melanjutkan masuk di SMA Negeri 1 Kabanjahe.

Di Sekolah Menengah Atas pun saya tetap menghiasi waktu kosong sebagai tukang semir seusai pulang sekolah. Kadang bukan hanya sebagai tukang semir sepatu saja, pekerjaan lain pun saya lakukan guna meringankan beban orang tua untuk meneruskan study saya ke Perguruan Tinggi ujarnya.

Usai menamatkan kuliah saya masuk ke PTKI ( Perguruan Tinggi Teknologi Kimia ) kota Medan. Namun di semester ( VI ) sekitar tahun 1998 saya memutuskan berhenti kuliah. Saya memilih untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Militer ( Akmil). Kala itu, lantaran krismon (krisis moneter), saya memilih jalur pendidikan Akmil. Tidak dikenakan sepersenpun biaya masuk Akmil,” katanya tersenyum.

Saya lulus di Akmil pada Tahun 2002. Walau saya telah lulus di Akmil, saya tetap mengejar mimpi saya yang sempat tertunda yaitu melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Maka di saat bertugas di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), saya melanjutkan pendidikan Strata -1 (S1) fakultas ekonomi hingga meraih gelar M.Si., ( Strata-2 ) di Bandung, Jawa Barat katanya kembali tersenyum.

Pada tahun 2007, saya menikah dengan Astianda br Pasaribu. Dan saat ini kami sudah di karuniai dua orang Anak yakni Abigail Aminter Pardosi ( Putera ) dan Clarayuke Amelia Pardosi ( Puteri ) kata Danyon bahagia.

Terhitung sejak 14 Maret 2019, Mayor Infanteri Anjuanda Pardosi resmi menjabat Komandan Batalyon Infanteri 125/Simbisa. Tongkat komando Yonif 125/ Simbisa diserahkan Komandan Brigade Infanteri (Danbrigif) Kolonel Inf. Freddino Janen Silalahi kepada Juan, dalam upacara serah terima jabatan Danyonif 125/Simbisa dari Letnan Kolonel Inf. Victor Andhyka Tjokro kepada Mayor Inf. Anjuanda Pardosi.

Di akhir cerita ini saya ingin menyampaikan apa yang kini saya terima dan miliki merupakan buah hikmah dari keteguhan, kesabaran, dan menjalankan nasihat orang tua. Prinsip hidup ini juga saya tanamkan kepada kedua anak saya. Semoga kisah ini bisa di ambil manfaat nya buat para pelajar di Kabupaten ini," tutupnya.

Riwayat Pendidikan dan Karir

Riwayat Pendidikan, Sekolah ; SD St Pius Parsoburan 1989, SMP RK Xint Xaverius Kab Karo 1992, SMA N 1 Kabanjahe 1995, PTKI 1998, Akademi Militer 2002

Riwayat Kesatuan, Th 2003 s.d 2004 Kodam XVII/Cendrawasih, Th 2004 s.d 2016 Kostrad, Th 2016 s.d 2017 Seskoad, Th 2017 s.d 2019 Korem 022/PT Dam I/BB, Th 2019 s.d Skrg Yonif 125/SMB

Riwayat Penugasan,b2006 Malaysia, 2010 Singapura, 2012 Pamtas RI-PNG, 2020 Pamtas RI-PNG (PMG/MX)