Trump Tak Mau Diusik Iran, Pesawat B-52 Tiba di Teluk - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign

Tuesday, May 14, 2019

Trump Tak Mau Diusik Iran, Pesawat B-52 Tiba di Teluk


MetroXpose.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan agar Iran tak membidik kepentingan negaranya. Jika Iran melakukan hal tersebut, Trump menyebut negara itu akan mengalami penderitaan.
“Kita akan melihat apa yang terjadi dengan Iran. Jika mereka melakukan sesuatu, itu akan menjadi kesalahan yang sangat buruk. Jika mereka melakukan sesuatu, mereka akan sangat menderita,” kata Trump di Gedung Putih, Senin (13/5).
Sebelumnya, Komandan Korps Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengkritik langkah Amerika Serikat (AS) mengirim kapal induk USS Abraham Lincoln ke kawasan Teluk. Dia menilai tindakan itu sebagai perang urat saraf.
Kendati demikian, dia menilai, Washington tak memiliki nyali untuk berperang melawan negaranya. “Perang Amerika melawan Iran tidak mungkin, karena Washington tidak memiliki kemampuan dan keberanian berperang melawan negara ini,” ujarnya saat berbicara di parlemen Iran, Ahad pekan lalu.
Selain kapal induk USS Abraham Lincoln, AS diketahui turut mengirim pesawat pengebom B-52 ke Teluk. Menurut Trump, pengerahan armada militer itu dilakukan karena terdapat ancaman serius. Namun, dia enggan menyingkap secara gamblang ancaman yang dimaksud.
Saat ini, AS sedang berupaya menekan Iran agar sudi merundingkan program nuklirnya. Usaha terbaru yang dilakukan adalah menjatuhkan sanksi ekonomi lanjutan yang membidik sektor industri logam Iran.
Trump telah menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei tahun lalu. Setelah mencabut keanggotaan negaranya, dia kemudian memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran. Sanksi tersebut mengincar sektor energi, keuangan, industri otomotif, dan logam mulia Iran.