Opini : Hidup Damai Berdampingan dengan Covid-19 - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign

Monday, July 5, 2021

Opini : Hidup Damai Berdampingan dengan Covid-19


Opini : Hidup Damai Berdampingan dengan Covid-19


MetroXpose.com Jakarta - 1 tahun 3 bulan seluruh dunia berperang melawan pandemic virus corona covid-19, namun hasilnya hampir dipastikan bahwa pandemic virus corona covid-19 tidak bisa diperangi atau tidak bisa dimusnahkan dari muka bumi ini, satu-satunya yang selamat hanya Israel dengan cara melakukan vaksinasi Pfizer dan menemukan obatnya.

Bahwa di Negara selain Israel, yang ada malah hidup manusia justeru semakin menderita dan tersiksa, mulai dari : Anak-Anak Tidak Pergi Sekolah, Belajar Pakai Daring, Kantor Ditutup, Wilayah Tertentu Di Lock Down, Pekerja Work From Home, PSBB, PPK, Karantina, Isolasi Mandiri, Sakit di RS, Meninggal, Bangkrut, PHK, Makan dibungkus (Take Away), Wajib Cuci Tangan, Hand Sanitizer, Jalan & Taman Serta Rumah Disemprot Racun Pembasmi Virus, Badan Disiram Disinfectant, Suhu Badan Wajib Diperiksa, Jaga Jarak 1 Meter, Tak Boleh Pesta, Tak Boleh Ibadah, Dll,

Akan tetapi terbukti kita tidak bisa menghabisi / mengakhiri kedigdayaan virus covid-19 ini, walaupun pemerintah dari berbagai Negara dan WHO telah membuat banyak program semisal : “Cuci Tangan Pakai Sabun Sesering Mungkin, Orang Sehat Pakai Masker, Jaga Jarak Minimal 1 Meter / Social Distancing, Vaksinasi,dll,” namun hampir tidak ada mamfaatnya dalam mengurangi danpak pandemic covid-19, yang terjadi angka orang terpapar virus covid-19 justeru semakin meningkat setiap hari !

Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang telah menyebar di wilayah yang luas, misalnya Virus covid-19 menular di beberapa benua dan/atau di seluruh dunia, dan mempengaruhi sejumlah besar umat manusia dan pemerintahan, sementara Endemi adalah suatu penyakit atau kondisi secara teratur ditemukan di antara orang-orang tertentu atau di daerah tertentu, semisal malaria di Papua.

Terdapat perbedaan antara kata "Pandemi", "Epidemi", dan "Endemik" serta “OUTBREAK”.

PANDEMI adalah epidemi yang menyebar di beberapa negara atau benua.

EPIDEMI adalah penyakit yang menyerang sejumlah besar orang dalam suatu komunitas, populasi, atau wilayah.

ENDEMIK adalah sesuatu yang dimiliki oleh orang atau negara tertentu.

OUTBREAK adalah peningkatan jumlah kasus endemik yang lebih besar dari yang diperkirakan. Bisa juga kasus tunggal di daerah baru. Jika tidak segera dikendalikan, wabah bisa menjadi epidemi.

Pandemi adalah wabah yang menyebar, sementara Epidemi sering terlokalisasi di suatu wilayah, tetapi jumlah orang yang terinfeksi di wilayah itu secara signifikan lebih tinggi dari biasanya.

Bahwa ketika COVID-19 masih terbatas di Wuhan, Cina, hal itu adalah disebut sebagai Epidemi, akan tetapi pasca Penyebaran geografis keseluruh benua dan/atau ke semua Negara, maka Epidemic copid_19 berubah menjadi Pandemi Covid_19.

Endemik kehadirannya konstan di lokasi/daerah tertentu, semisal kehadiran penyakit Malaria disebut Endemik di Papua. Bahwa Endemik dapat menyebabkan wabah, dan wabah dapat terjadi di mana saja.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menggambarkan epidemi sebagai peningkatan tak terduga dalam jumlah kasus penyakit di wilayah geografis tertentu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan pandemi ketika pertumbuhan penyakit eksponensial. Ini berarti tingkat pertumbuhan meroket, dan setiap hari kasus tumbuh lebih dari hari sebelumnya.

Dinyatakan sebagai pandemi, virus tidak ada hubungannya dengan virologi, kekebalan populasi, atau keparahan penyakit. Ini berarti virus mencakup wilayah yang sangat luas, mempengaruhi beberapa negara dan populasi di beberapa benua atau seluruh dunia.

Endemik adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada tetapi terbatas pada wilayah tertentu. Hal ini membuat penyebaran penyakit dapat diprediksi.

WHO mendefinisikan Pandemi, Epidemi, dan Endemik berdasarkan tingkat penyebaran penyakit. Jadi, perbedaan antara Epidemi dan Pandemi bukanlah pada tingkat keparahan penyakitnya, akan tetapi sejauh mana penyebarannya terjadi.

Sebuah pandemi melintasi batas-batas internasional, yang bertentangan dengan epidemi regional. Jangkauan geografis yang luas inilah yang membuat pandemi menyebabkan gangguan sosial berskala besar, kerugian ekonomi, dan kesulitan umum, karena seringkali Negara/Pemerintah tertentu melakukan Lock Down atau Penutupan Wilayahnya.

Penting untuk dicatat bahwa Epidemi yang pernah diumumkan dapat berkembang menjadi status Pandemi. Meskipun epidemi itu besar, penyebarannya juga umumnya terkendali atau diharapkan, sementara pandemi bersifat internasional dan di luar kendali.

Penyebab Wabah Penyakit

Beberapa faktor berkontribusi terhadap wabah penyakit menular. Kontraksi dapat terjadi sebagai akibat penularan dari manusia, hewan, atau bahkan lingkungan. Sebagai contoh: Kondisi cuaca. Misalnya, batuk rejan terjadi di musim semi, sedangkan campak cenderung muncul di musim dingin.

Paparan bahan kimia atau bahan radioaktif. Misalnya, Minamata adalah penyakit yang didapat setelah terpapar merkuri.

Dampak sosial dari bencana seperti badai, gempa bumi, dan kekeringan dapat menyebabkan penularan penyakit yang tinggi.

Sejumlah faktor lingkungan seperti pasokan air, makanan, kualitas udara, dan fasilitas sanitasi dapat mengkatalisasi penyebaran penyakit menular.

Asal penyakit juga bisa tidak diketahui. Jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk: Patogen baru atau yang baru dimodifikasi, Racun alami, Pelepasan bahan kimia yang tidak terdeteksi, Paparan berlebih radiasi pengion yang tidak diketahui

Wabah COVID-19 saat ini bukan satu-satunya penyakit yang berdampak pada dunia dalam skala global. Berikut adalah beberapa contoh pandemi masa lalu yang telah membentuk evolusi wabah dan kekebalan manusia.

The Black Death (1346 - 1353): The Black Death menyebabkan kematian diperkirakan 25 juta orang di seluruh dunia pada abad ke-14. Menurut para ilmuwan, wabah itu disebabkan oleh bakteri yang disebut Yersinia pestis. Virus ini bertahan selama sekitar empat tahun.

Wabah Amerika (Abad ke-16): Sekelompok penyakit Eurasia yang dibawa ke Amerika oleh penjelajah Eropa, cacar adalah salah satu penyakit utama Wabah Amerika, yang berkontribusi pada runtuhnya peradaban Inca dan Aztec. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa 90% dari penduduk asli di Belahan Bumi Barat terbunuh sebagai akibatnya.

Pandemi Flu (1889 - 1890): Rute transportasi baru yang dimungkinkan di era industri memudahkan virus influenza menyebar secara luas di Amerika Serikat dan sekitarnya. Dalam rentang bulan, influenza menyebar ke seluruh dunia, dengan kasus paling awal dilaporkan di Rusia. Virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh St. Petersburg sebelum dengan cepat menyebar ke Eropa dan seluruh dunia, meskipun fakta bahwa perjalanan udara belum ada, meninggalkan 1 juta orang di belakangnya.

Flu Spanyol (1918 - 1920): Wabah penyakit besar lainnya adalah pandemi influenza, yang populer disebut flu Spanyol. Pandemi virus ini dimulai pada tahun 1918, segera setelah Perang Dunia 1. Lebih dari 50 juta kematian tercatat selama wabah ini, dengan penyakit yang hanya berlangsung selama dua tahun.

Flu Asia (1957 - 1958): Pandemi Flu Asia, yang merupakan campuran dari virus flu burung, dimulai di Cina dan akhirnya merenggut lebih dari 1 juta jiwa. CDC mencatat bahwa penyakit yang menyebar dengan cepat itu dilaporkan di Singapura pada Februari 1957, Hong Kong pada April 1957, dan kota-kota pesisir Amerika Serikat pada musim panas 1957. Total korban tewas lebih dari 1,1 juta di seluruh dunia, dengan 116.000 kematian yang terjadi di Amerika Serikat.

Pandemi dan Epidemi AIDS (1981 - Sekarang): Sejak pertama kali diidentifikasi, AIDS telah merenggut sekitar 35 juta jiwa. Para ilmuwan percaya bahwa HIV, virus yang menyebabkan AIDS, kemungkinan besar berevolusi dari virus yang ditemukan pada simpanse yang dipindahkan ke manusia di Afrika Barat pada tahun 1920-an. Pada akhir abad ke-20, virus telah menyebar ke seluruh dunia. Selama beberapa dekade, penyakit ini tidak memiliki obat yang diketahui, tetapi pengobatan yang dikembangkan pada 1990-an sekarang memungkinkan orang dengan penyakit ini untuk mengalami rentang hidup normal dengan perawatan teratur.

Bahwa sepertinya kita harus berdamai dan toleran dengan Virus covid-19, artinya kita harus belajar hidup bersama dan menganggap virus ini sebagai bagian dari hidup dan merupakan hal biasa saja, sehingga kedepen Covid-19 ini tidak lagi dipandang sebagai pandemic melainkan sebagai Endemi, seiring dengan semakin banyaknya orang divaksin, mulai ditemukannya obat virus Covid-19 oleh Israel, dan semakin banyaknya orang yang selamat dari yang terpapar covid-19.

Bahwa hal-hal penting untuk dilakukan agar tetap sehat, semisal sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air, Jangan menyentuh mulut atau hidung Anda tanpa membersihkan atau mencuci tangan Anda lebih dahulu, Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung dengan tisu, Hindari tempat ramai, Gunakan masker wajah yang dipasang dengan benar dan pelindung pelindung lainnya saat berada di luar rumah Anda, melakukan penguapan dan/atau pengasapan dengan uap air panas atas hidung, mulut, tenggoran, mata hingga paru-paru, dll

Artinya Lokdown, PSBB, Karantina, WFK, PPKM bukan lagi sebagai solusi yang tepat, karena akan merongrong ekonomi rumah tangga, masyarakat dan Negara, serta menimbulkan angka pengangguran yang besar.

Dengan perkataan lain, jalan keluar adalah mari kita bijak *Hidup Berdamai Dan Toleran Dengan Corona_19* seraya berdoa mohon petunjuk dan kekuatan dari Tuhan Elohim. (
Ali/MX)

Penulis : Kamaruddin Simanjuntak S.H