Festival Danau Toba 2019 Ada Rekor MURI Terpecahkan , Apa itu ? - Metroxpose News and Campaign

Headline

WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda

Wednesday, December 11, 2019

Festival Danau Toba 2019 Ada Rekor MURI Terpecahkan , Apa itu ?


MetroXpose.com,Simalungun - Pemakaian Bulang Sulappei menjadi satu tanda dibukanya gelaran Festival Danau Toba 2019, di Open Stage Parapat, Simalungun, Senin (9/12). Aksi melipat kain penutup kepala perempuan khas Simalungun dilakukan 1.024 orang dan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).


Sebagaimana Festival Danau Toba (FDT) yang berlangsung tahun-tahun sebelumnya, acara ini pun melibatkan ribuan orang dan mengundang banyak pasang mata ingin menyaksikan berbagai atraksi dan perlombaan di Danau Toba dan sekitarnya.

Pada pembukaan yang langsung dilakukan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi tersebut, disuguhkan penampilan Tortor Somba, Tarian Kolosal Multi Etnis hingga Pemakaian Bulang Sulappei oleh para pelajar dari sejumlah kabupaten hingga penampilan artis ibukota.


Dalam sambutannya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengingatkan bahwa seluruh masyarakat, khususnya yang ada di sekitar kawasan Danau Toba untuk menjaga nama besar danau super vulcano tersebut. Karena sejarah terbentuknya danau, sudah menjadi perhatian dunia.

“Presiden Jokowi menetapkan ada 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia selain Bali. Dan yang paling prioritas di antaranya, nomor satu itu ya Danau Toba. Jadi jangan dirusak danau kita. Kalau ada bangunan yang menutup danau, singkirkan,” sebut Gubernur yang hadir bersama Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi.

Keindahan dan kekayaan alam di Danau Toba, lanjut Gubernur, tidak kalah jika dibandingkan dengan Bali. Sebab danau sebesar ini, dengan sejarah terbentuknya, dan kekayaan budayanya, sangat pantas untuk dilirik dunia.

“Hanya saja orangnya, kita masih harus belajar lagi dengan orang-orang di Bali. Makanya saya minta, lakukan yang terbaik, jangan pernah mengecilkan nama Danau Toba,” tambah Edy Rahmayadi.

Bahkan di sela wawancara bersama wartawan, Edy menyebutkan bahwa di Danau Toba, yang menjadi nilai jual adalah keindahan dan kemanfaatan air. Sehingga ke depan faktor penting  itu harus dijaga serius.

“Ini kan orang datang ke sini mau menikmati danau. Jadi harus bersih. Ini anugerah Tuhan YME yang harus kita jaga. Dulu Danau Toba ini ada, tanpa ada keramba, jadi bersih dia,” tegasnya.

Walikota Pematangsiantar Hefriansyah Noor, mewakili daerah sekawasan Danau Toba, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas perhatian Gubernur kepada Danau Toba, khususnya 8 daerah yang berdekatan dengan danau terbesar di Asia itu.

“Mari kita sambut, mari kita sahuti, agar FDT ini meriah dengan kehadiran kita semua di sini. Kami akan memberikan yang terbaik untuk menjadikan Danau Toba diminati masyarakat luas,” kata Hefriansyah.

Acara pembukaan FDT 2019 ditandai dengan pemukulan gordang oleh Gubernur disertai pelepasan balon ke udara. Rencananya kegiatan ini akan berlangsung hingga 12 Desember mendatang.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Simalungun JR Saragih, Direktur BPODT Arie Prasetyo,  Senior Manager MURI Yusuf Ngadri, Perwakilan DPRD Sumut, unsur Forkopimda Simalungun, serta para tokoh masyarakat. Sementara turut mendampingi Gubernur, di antaranya Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Ria Telaumbanua, Kadis Pendidikan Arsyad Lubis, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Dahler Lubis, Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Azhar Harahap, Kepala Biro Umum Fadly serta sejumlah pejabat lainnya.(San)