Aksi Demo Berakhir Chaos - Aparat terbentur dengan Mahasiswa - Metroxpose News and Campaign

Headline

Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com
WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6288261546681 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign

Wednesday, September 25, 2019

Aksi Demo Berakhir Chaos - Aparat terbentur dengan Mahasiswa


MetroXpose.com, Jakarta  - Aksi Demo besar-besaran dari Mahasiswa berbagai kampus di wilayah Jakarta berujung kerusuhan. Aksi menuntut pembatalan 6 RUU yang tengah dibahas DI DPR ini meluas hingga ke berbagai titik di Jakarta.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan kerusuhan pecah karena diduga ada provokator. Brigjen Dedi yakin jika aksi demo tepat pukul 18.00 wib bubar sesuai UU, maka tak akan ada kerusuhan.
“Demo damai itu dari jam 10.00 – 18.00 wib bila betul-betul disampaikan dengan baik dapat dipastikan tidak ada ekses baik korban dan kerugian-kerugian materil yang diakibatkan,” kata Brigjen Dedi kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).
Brigjen Dedi mengatakan jika demo sudah di atas pukul 18.00 wib, maka kemungkinan besar akan menjadi rusuh. Dalam hal ini, provokator dinilai mulai berperan memprovokasi.
“Di atas pukul 18.00 Wib atau (memang siang sudah ada tindakan anarkis) dapat dipastikan buka demo tapi sudah menjelma/bermetamorfosis menjadi rusuh dan dapat dipastikan akan timbul korban baik dari masyarakat (bisa sebagai martir) dan aparat serta terjadi tindakan-tindakan anarkis secara sistematis,” jelas Brigjen Dedi.
Terakhir, pasca rusuh akan timbul konten-konten hoax yang sengaja diciptakan. “Pasca rusuh dapat dipastikan konten-konten hoax langsung viral dan diviralkan oleh akun-akun anonimus sebagai kreator dan buzzers serta difowarder oleh masyarakat,” lanjut Brigjen Dedi.