Aksi Unjuk Rasa Aliansi Masyarakat Bagikan Korek Kuping di Gedung DPRD Mandailing Natal Simbol Aspirasi Yang Tak Digubris - MetroXpose News and Campaign

Headline

WARTAWAN METROXPOSE.COM DALAM PELIPUTAN TIDAK DIBENARKAN MENERIMA IMBALAN DAN SELALU DILENGKAPI DENGAN KARTU IDENTITAS SERTA SURAT TUGAS DAN TERTERA DI BOX REDAKSI # ANDA MEMPUNYAI BERITA LIPUTAN TERUPDATE DAN REALTIME DAPAT ANDA KIRIMKAN LEWAT WHATSAPP # ANDA TERTARIK JADI JURNALIS? KIRIMKAN LAMARAN ANDA KE # REDAKSI +6281360839467 (WA) email : metroxposeofficial@gmail.com # METROXPOSE.COM - News and Campaign 7 Tahun Menemani Ruang Baca Anda
Nisbar
Made with PhotoEditor.com
Made with PhotoEditor.com

Monday, September 8, 2025

Aksi Unjuk Rasa Aliansi Masyarakat Bagikan Korek Kuping di Gedung DPRD Mandailing Natal Simbol Aspirasi Yang Tak Digubris


Panyabungan, MetroXPose.com | Aksi unjuk rasa di Kabupaten Mandailing Natal, Senin (8/9/2025), berlangsung berbeda dari biasanya. Massa yang terdiri dari ibu-ibu ras terkuat, aliansi mahasiswa, dan masyarakat turun ke jalan menyampaikan aspirasi rakyat, namun dengan cara yang penuh sindiran pedas.

Jika biasanya aksi massa sering dituding hanya soal “nasi bungkus”, kali ini justru massa yang membagikan nasi bungkus kepada anggota DPRD sebagai pesan bahwa perjuangan mereka bukanlah karena iming-iming murahan, tetapi karena nurani rakyat yang terhimpit.

Tak berhenti di situ, massa aksi juga membagikan korek kuping kepada anggota DPRD dan pemerintah daerah. Simbol satir ini sontak menjadi sorotan. 

Menurut peserta aksi, pemberian korek kuping dimaksudkan agar para wakil rakyat dan pemimpin daerah mau “membersihkan telinganya” terlebih dahulu sebelum mendengarkan aspirasi rakyat. “Selama ini telinga mereka tersumbat, suara rakyat tidak pernah sampai. Maka hari ini kami kasih obatnya: korek kuping!” teriak salah seorang orator yang disambut riuh peserta aksi.

Suasana sempat memanas ketika mobil komando tidak diperbolehkan masuk ke halaman kantor DPRD.

Sempat terjadi adu mulut pun terjadi antara massa dan aparat keamanan, hingga akhirnya mobil komando diperbolehkan masuk.

 Ketegangan kembali pecah ketika massa melakukan pembakaran ban di depan gerbang kantor DPRD. Aksi saling dorong antara pendemo dan aparat keamanan pun tak terhindarkan.

Meski diwarnai ketegangan, massa aksi tetap fokus pada tuntutan utamanya agar DPRD dan Bupati Mandailing Natal benar-benar berpihak pada rakyat, terutama pedagang kecil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Aksi ini meninggalkan pesan satir yang tajam rakyat sudah bosan dengan janji manis, rakyat tidak butuh basa-basi. Yang dibutuhkan hanyalah telinga yang mau mendengar dan hati yang mau bekerja untuk kesejahteraan rakyat.


Kiriman Via WHatsAPP 082269018352
(Magrifatulloh)